Selasa, 22 Desember 2009

Ketika cinta itu hadir


Mmh bicara yang namanya cinta emang ga ada abisnya, coba deh kita liat berapa banyak buku tentang cinta, berapa banyak para pujangga ngomongin yang namanya cinta? Udah banyak banget sampe-sampe kita bingung..tapi tenang ajah, seorang ulama yang mu’tabar and boleh dibilang pakar cinta, beliau adalah Ibnul Qayyim –rahimahullah-, dalam kitabnya Ad Da’wad Dawa’ menyebutkan empat macam cinta. Masing-masing cinta tersebut harus dibedakan. Banyak orang sesat karena tidak bisa membedakan macam-macam cinta tersebut.

Ibnul Qayyim –rahimahullah- menyebutkan bahwa

pertama adalah cinta kepada Allah, cinta kepada Allah tidak cukup hanya dengan pengakuan saja. Pengakuan semata tidak cukup untuk dapat menyelamatkan seseorang dari adzab Allah dan tidak bisa menyebabkan keberuntungan dengan mendapatkan pahala. Karena orang-orang musyrikin, penyembah salib, orang-orang Yahudi dan orang-orang kafir lainnya mengaku cinta kepada Allah. Syaikh Ali Hasan Ali Abdul Hamid member komentar :ucapan-ucapan Imam Ibnul Qayyim ini adalah bantahan yang sangat kuat sekali kepada musuh-musuh manhaj Salaf yang mereka itu tidak bisa membedakan antara yang buruk dan yang baik. Sehingga mereka menyangka dan member sangkaan kepada orang bahwasanya kaidah mahabbah atau ikhlas cukup sebagai syarat diterimanya suatu amalan, yang penting ikhlas, cinta karena Allah. Mereka lalai atau pura-pura lalai tentang kaidah ittiba’ yaitu mengikuti teladan Rasulullah -shalallahu’alaihi wa salam-

kedua adalah Cinta kepada sesuatu yang dicintai oleh Allah, yang dicintai oleh Allah bisa berupa perbuatan(bentuk amal) atau seseorang. Diantara bukti cinta kita kepada Allah adalah harus cinta kepada orang-orang yang dicintai ooleh Allah. Siapa di antaranya orang-orang yang dicintai Allah? Mereka adalah para shahabat –ridhwanullah’alaihim ajmain- maka seorang yang benar-benar cinta kepada Allah harus cinta kepada shahabat. Allah berfirman : “Orang-orang yang terdahulu dari kaum Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka denga kebaikan Allah ridha kepada mereka dan mereka ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surge-surga yang mengalir sungai-sungai didalamnya mereka kekal didalamnya selama-lamanya yang demikian itu kemenangan yang besar (At-Taubah : 100). Dari sini jelaslah batilnya keyakinan kaum syi’ah yang menganggap banyak dari shahabat yang telah murtad atau bathilnya mereka yang telah mencaci sebagian shahabat –ridhwanullah ‘alaihim ‘ajmain- selanjutnya adalah cinta kepada orang-orang yang mengikuti jejak para shahabat. Hendaklah kita cinta kepada orang-orang yang mengikuti jejak Rasulullah-shalallahu ‘alaihi wa salam- dan orang-orang yang mengikuti jejak para shahabat. Jadi, cinta kepada apa-apa yang dicintai oleh Allah meliputi cinta kepada siapa saja dan kepada perbuatan apa saja yang dicintai oleh Allah. Hendaknya kita cinta kepada perbuatan baik dan benci kepada perbuatan tidak baik. Hendakklah kita berdo’a “Ya Allah berilah kepada kami kecintaan akan keimanan dan hiasilah keimanan itu di hati-hati kami dan berilah kami kebencian kepada kekufuran, kefasikan, dan kemaksiatan.”

Ketiga adalah Cinta kepada Allah dan di jalan Allah, cinta kepada seeorang karena Allah dan di jalan Allah adalah termasuk konsekuensi dari cinta kepada apa-apa yang dicintai oleh Allah tadi. Cintanya hanya karena Allah bukan karena manusia. Termasuk cinta seorang istri kepada suaminya. Bagi seorang suami, cintanya kepada istri harus diniatkan karena Allah dan harus lebih mengutamakan cinta kepada Allah. Karena bukti bahwa cinta kita kepada seseorang itu karena Allah adalah lebih mengutamakan cintanya kepada Allah daripada orang yang kita cintai.

Terkadang seorang istri bisa menjadi musuh bagi suami. Menghalangi atau melalaikan suami dari ingat kepada Allah atau membuat suami melakukan hal-hal yang diharamkan oleh Allah, seperti korupsi atau mencuri. Ini bukanlah istri yang sholihah. Trus gimana sih istri yang sholihah itu??hmm, hadits ini bikin perempuan semangat jadi makin cantik dengan keshalihan “Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah istri yang shalihah” (HR. Muslim)

Yang keempat ini bikin ngeri and harus kita jauhin, bener-bener jauh pokonya jangan deket-deket! Yaitu Cinta bersama Allah, yaitu menyekutukan Allah dalam cinta. Allah berfirman : “Dan diantara manusia ada yang orang0orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah, mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah.” (Al Baqarah : 165). Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin dalam sebuah bukunya Al Qaulul Mufid ‘Ala Kitabit Tauhid mengatakan : sebagian orang berani bersumpah dengan nama Allah walaupun isi sumpahnya adalah dusta dan hal itu lebih ringan dosanya daripada bersumpah dengan menyebutkan selain Allah walaupun isi sumpahnya benar, na’udzubillah. Missal mengatakan, “Demi Rasul,” ini merupakan pengagungan kepada makhluk, bersumpah kepada selain Allah ini merupakan perbuatan syirik. Tuh kan serem, coba deh kita inget-inget, pernah ga kita bersumpah dengan menyebut selain Allah?wah kalo ada kita harus buru-buru tobat selagi masih dikasih kesempatan.

Nah, sekarang kita udah tau kan apa itu cinta, cinta itu sebuah washilah yang bakal nganterin kita ke surga or ke neraka-Nya, moga ajah kita dikumpulkan di taman-taman surga,aamiin.

Ah, ga akan abis deh kalo kita ngomongin yang namanya cinta, betul ga? Tapi secara garis besarnya cinta itu :

· Kecenderungan seluruh hati yang terus menerus

· Kesediaan hati menerima segala keinginan orang yang dicintainya

· Kecenderungan sepenuh hati untuk lebih mengutamakan orang yang dicintai daripada diri sendiri dan harta sendiri, seia sekata dengannya, baik sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan, kemudian merasa bahwa cintanya itu masih kurang.

· Pengembaraan hati, karena mencari yang dicintai, sementara lisan senantiasa menyebut-nyebut namanya.

· Menyibukkan diri untuk mengenang yang dicintainya dan menghinakan diri kepadanya.

Hayo, yang mana yang kamu rasain or alamin? Kalo semuanya brarti kamu bener-bener jatuh cinta, tapi yang jadi pertanyaan, siapa yang kamu cinta? Gimana nunjukin cintanya? Oke deh, gini.. seringkali cinta naluriah kepada lawan jenis menggiring seseorang kepada jalan yang diharamkan oleh Allah. Cinta tersebut benar-benar mencengkram hati sehingga seseorang sulit untuk berkelit dan lepas dari jeratannya. Kalo kondisi ini dibiarin pasti bakal berujung kesengsaraan buat yang lagi jatuh cinta. Nah biar ga sengsara di kemudian hari mending dicegah kan? Mencegah lebih baik daripada mengobati, betul gak? Tapi apa sih yang bisa dilakuin supaya bisa nyegah kesengsaraan yang bisa menyempitkan hati?? Gini lho, berdasar sumber ada beberapa cara yang bisa kita lakuin,oke. Tapi sebelumnya kencengin dulu sabuk pengamannya coz kita bakal jalan-jalan lebih jauh lagi and lebih menantang dari sebelumnya.siap? lets go!

Yang bisa mencegah dari kesengsaraan yang pertama itu adalah :

1. Menikah,

Ini bila memungkinkan dilakukan daris egi ilmu, usia dan kemampuan. Sesuai dengan a juran Nabi –shalallahu ‘alaihi wa sallam- “Aku tidak melihat sesuatu yang lebih baik bagi dua orang yang saling mencintai seperti menikah” (HR. Ibnu Majah)

2. Menghentikan segalanya sebelum terjadi bencana,

Ini tentu sesuai dengan firman Allah, “Dan janganlah kamu mendekati zina” (Al Isra 32). Asmara memiliki beberapa factor yang sangat berkaitan. Oleh karena itu, seseorang harus memupus bisikan hati, pikiran, mimpi kosong, angan-angan selangit demi menutup celah bagi keburukan yang besar. Caranya adalah dengan menyibukkan diri dengan pikiran yang tinggi, harapan yang besar dan aktifitas yang agung. Seandainya seorang peminum khamr mendengar sesuatu tentang khamr maka godaannya tidak terlalu besar. Namun, seandainya ia melihatnya dengan mata kepalanya sendiri maka godaannya jauh lebih besar. Jadi jauhilah pandangan, sentuhan dan pertemuan yang dapat mempengaruhi jiwa.

Langkah pertama adalah menundukan pandangan yang dapat membuahkan pikiran buruk yang mengetuk hati. Bila seorang hamba mampu menolaknya, maka setelah itu ia akan tenang. Bila ia tidak menolaknya, maka pikiran tersebut menguat hingga menjadi godaan sehingga sulit untuk ditolak.

3. Renungkan

Renungkan dan bayangkan keputusasaan untuk mendapatkan dia. Baik karena usia yang masih terlalu muda, kemampuan yang minim maupun kemiskinan pengalaman. Selanjutnya berfikir bahwa tertambatnya hati pada sesuatu yang tidak ada harapan untuk diperoleh merupakan bentuk kegilaan, sama seperti pungguk merindukan bulan.

4. Ingat kejelekannya

Sebagaimana kebaikan menumbuhkan raasa cinta, demikian pula kejelekan pun dapat menumbuhkan raa benci. Renungkan secara mendalam, benarkah ia penuh dengan pesona? Pasti seseorang akan mendpatkan bahwa orang yang dicintainya ternyata mempunyai banyak kekurangan yang tak disenanginya. Tapi bukan berarti kita kemudian nyari-nyari kesalahan dia (tajassus), tapi cukup sadari kalo ia pasti memiliki banyak kekurangan, biar kita ga terlalu kagum sebelum waktunya (ngerti kan maksudnya?)
(bersambung insya Allah)

0 komentar: